(Nge-plan) Mengunjungi Atap Jawa

Saya tersenyum sendiri kalau membayangkan akan seperti apa perjalanan ini. Bahkan mereka yang telah berulang-kali mendaki Semeru, tidak sedikit yang mengatakan ingin dan ingin kembali mencumbu percikan keindahan Atap Jawa ini. Saya tinggal di Bogor dan Jakarta yang tentunya berada satu pulau dengan puncak pulau Jawa aka Gunung Semeru. Harusnya lebih mudah dan cepat untuk sampai di sana. Namun nyatanya saya harus memutar dulu melalui Kalimantan. Ya begitulah serunya perjalanan. Nggak ada yang bisa menerka akan persis seperti apa sebuah perjalanan selain Tuhan. Dari mana dan mau kemana tujuan, mungkin kita telah merencanakan dengan baik. Namun tidak ada eksekutor terbaik selain Tuhan, bukan? Dari tahun 90-an saya sudah ingin mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa ini. Dari beberapa kali perjalanan ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Jawa Timur, sudah tiga kali perjalanan kesana semua berakhir di Bromo dengan berbagai cerita dan alasan. Jadi bagi saya perjalanan ke Gunung Semeru nanti seperti perwujudan dari mimpi Semeru saya yang tiga kali kunjungan ke kompleks taman nasional itu berakhir di pasir Bromo. Maka-nya ketika ada temen yang informasikan mau ke Semeru, antara senang dan gamang jadi satu. Merasa senang karena berfikiran inilah saatnya menuntaskan hal yang tertunda. Dan gamang wah bisa gak-nya, sekarang sedang berada di luar Pulau Jawa, cuti juga belum diajukan. Namun benturan antara senangisme-gamangisme memunculkan nekadisme excitedisme yang mengajak saya untuk memperbaharui peralatan mendaki. Mulai dari sendal dan sepatu gunung sampai tas carrier saya akuisisi. Tiket pesawat juga. Hati berkata cihuuy....., sementara pikiran berdebar (hahaa pikiran berdebar) menyiapkan alasan buat cuti kantor. Do'a saya semoga cuti di approve, perjalanan lancar, menemui dan mensyukuri keajaiban-keajaiban kecil ciptaan Tuhan di setiap jalan. Aamiin

Komentar

Postingan Populer