Bukit Batas: Wow Serunya Bersepeda ke "Raja Ampat"
"Gila lo Glenn..., ngasih gue trek kayak gini". "Tenang bro.., ntar sampai di atas viewnya dijamin asiiik buat narsis-narsisan"!.
"Saat turun nanti juga bakalan kereeeen banget
trek-nya"!.
Hosh..hosh..., nafas Senin Kamisnya mulai terdengar hebat. Semilir angin hutan tidak mampu lagi mengusir keluarnya bulir-bulir keringat. Bajunya kini sudah bukan saja basah, tapi banjir. Namun begitu ia mencoba terus tetap berjalan. Sementara itu sepeda Commencal andalanya berada disampingnya, dituntun. Demikian juga dua teman saya lainya. Menggunakan jenis sepeda MTB x country masing-masing Wim Cyle dan United, untuk tanjakan lurus sepanjang hampir 200-an meter dengan jalan berkontur tanah liat kering cukup melelahkan. Mengayuh sepeda pada kondisi jalan seperti itu adalah sebuah keniscayaan. Meski menggunakan gigi teringan dari sepeda terbaik. Harusnya ada gantole yang membawa kita mudah naik sampai diatas. Entah. Teman lain bertanya, "Ini sudah setengah jalan belum, bro?". "Sudah, dikit lagi kok sampai!", jawab saya pendek. Tentu sebuah jawaban berbau PHP, tujuanya tidak lain hanya untuk sedikit memberi semangat. BUKIT BATAS
Ada spot
baru yang dalam tiga bulan ini ramai dibicarakan penggemar traveling di
selatan Kalimantan. Lokasinya tidak terlalu jauh dari Banjarmasin. Tempat
itu bernama Bukit Batas. Berjarak sekitar 65 kilometer di utara Banjarmasin. Bukit
Batas termasuk dalam wilayah Kabupaten Martapura, Kalimantan Selatan. Sesuai namanya, ia
berupa bukit. Kenapa dikasih nama Bukit Batas menurut warga karena
adanya pagar kawat berduri disekitar puncak bukit sebagai pembatas hewan
ternak. Pembatas berguna agar sapi-sapi tidak keluar area dan
terjerembab masuk jurang.
Kalau dilihat dari kejauhan Bukit Batas bentuknya seperti kurva oval. Namun kerennya Bukit Batas bukan dilihat dari situ. Kita harus mendakinya. Menaiki dan berdiri di puncaknya. Dari puncak itulah akan terlihat ke elokan landscape yang mengelilingi Bukit Batas. Hamparan pegunungan dan tebaran daratan yang membentuk pulau-pulau diantara sungai berkelok dan danau sangat luas terlihat sejauh mata memandang. Inilah lalu kenapa traveler Kalimantan menyebut Bukit Batas sebagai Raja Ampat-nya Kalimantan. Indah. TREK Layaknya Raja Ampat di Papua agar sampai di Bukit Batas kita harus menggunakan perahu menuju Pulau Pinus terlebih dahulu. Menyebrangi danau memerlukan waktu sekitar 30 menit. Selama dalam perahu kami manfaatkan untuk merakit dan mengeset sepeda. Perahu yang berjalan tenang dan perlahan juga seolah memberi waktu dan kesempatan bagi kita menikmati pemandangan alam. Fotogenik view-nya. Dari Pulau Pinus barulah kita memulai bersepeda. Kayuhan pertama kami di Pulau Pinus sangatlah asik. Daratan yang dikitari air dipenuhi oleh pohon ratusan pohon pinus menjulang rapat. Adem. Setelah itu kita akan disambut oleh jembatan kayu bercat kuning. Kira-kira jembatan tersebut memiliki panjang sekitar 1 kilometer dan lebar 1,5 meter. Sebuah jembatan kayu tradisional yang fotogenik juga lho!. Jalanan kemudian berbelok kanan menuju perkampungan. Sampai disini jalan masih berplester selebar 1 meter. Selepas keluar perkampungan dan memasuki kebun serta hutan, barulah trek akan berubah menjadi tanah liat kecoklatan berupa jalan setapak tanah. Jalurnya pun mulai menanjak terus. Bener-bener hampir nggak ada turunan. Tidak sedikit kami menemui tonjolan batu, akar-akaran pohon melintang dijalur dan potongan ranting. Kiri kanan berisi pepohonan sehinga cukup memberikaan keteduhan. Dipertengahan jalan, nafas kami mulai terasa pendek dan cepat. Terbalik dengan kayuhan sepeda kami yang mulai melambat dan bahkan benar-benar berhenti karena kelelahan. Sepeda kini terpaksa kami tuntun. Sementara persediaan air mulai habis. Beruntung sudah terlihat pagar kawat berduri disamping kiri jalan. Pagar ini menjadi patokan segaligus penyemangat kalau kami sudah sampai pertengahan jalan. Meskipun menyerah mengayuh, kami tak akan berhenti terus berjalan kaki. Sekitar dua jam perjalanan, barulah kami sampai di puncak Bukit Batas. Puncak bukit berupa tanah lapang terbuka dengan deretan pohon Akasia dan pagar kawat berduri di tengah bukit. Dari sini pemandangan keren yang saya janjikan terbukti. Terbayar sudah lelah perjalaanan naik. Nggak menyangka, disini kami juga menorehkan sejarah. Ini karena menurut penuturan bpk. Damanhuri (penjaga pos basecamp) sebelum ini belum pernah ada yang naik Bukit Batas menggunakan sepeda. Kami yang pertama melakukanya. Wow sebuah rekor baru rupanya hahaa. Namun yang terpenting adalah bersyukur kita telah sampai di puncak sambil berdo'a semoga turunnya nanti aman dan selamat sampai di bawah. Menggunakan sepeda ke puncak Bukit Batas juga menjanjikan pengalaman seru saat turun bukit. Sensasi downhill berasa banget!. Bayangkan saja, tanjakan yang menguras tenaga saat naik tadi, tentunya kini berganti menjadi turunan yang menegangkan. Tigapuluh menit bersepada menuruni bukit yang membutuhkan konsentrasi dan keberanian. Turunan tajam ditanah liat yang kering, berbatu, diwarnai tonjolan akar-akar pohon dengan kombinasi belokan memberikan sajian adrenalin yang menarik. Namun yakin saja pada rem, stang, kayuhan kaki dan kesigapan tangan Anda, karena keseruan ngebut diturunan Bukit Batas siap membekap. Keren banget!. Ini video link-nya https://www.youtube.com/watch?v=nfrIie01G28 |
Tips cantik buat yang mau kesini sambil gendong gendong sepeda plis men bawa pisang 1 sisir buat energi selama diperjalanan karena pusang akan menyelamatkan hidupmu selamat sampai puncak "banana has save my life" serius!!! Hahahahaha....nice moment!!!go go go let's bike "get bike or get fat " ckckck....
BalasHapus