Rakum Spesial Buat Kita
Bangun pagi di Ranu Kumbolo (Rakum) sungguh menyenangkan. Sajian landscape danau tertinggi di Pulau Jawa jadi sarapan pagi terbaik. Cukup membuka mata dan tenda, kita akan diberikan bonus berupa segar dan dinginnya udara pegunungan. Berada di Rakum, rugi besar kalau kita bangun siang.
Jika dilakukan survey kepada para pendaki Semeru, bagian mana dari Semeru yang paling di cintai?. Bisa jadi Rakum juaranya, menempati posisi khusus dihati para pendaki. Mengapa bisa begitu?
Rakum di cintai bukan hanya karena cantik secara fisik, tapi juga karena inner beauty yang menganggumkan. Hahaaa..., lebay.
Saat pertama tiba di Rakum pada malam hari tidak banyak yang bisa dilihat karena gelap. Waktu itu bintang pun tidak nampak, kalah sama mendung. Hanya cahaya tenda dipinggiran ranu jadi pemandangan romantis memanjakan mata. Plus obrolan ringan didalam tenda.
Di kaki Semeru terdapat tiga danau cantik. Yaitu Ranu Pani, Ranu Regulo dan Ranu Kumbolo. Dibanding lainya, Rakum lah yang paling sering dikunjungi para pendaki Semeru. Berada diketinggian yang lebih tinggi, suhu udara Rakum sudah pasti lebih dingin. Konon sekitar 1-5 derajat celcius pada malam hari. Bahkan pada bulan-bulan tertentu katanya bisa sampai minus.
Saya termasuk orang yang lebih suka daerah bersuhu udara dingin, namun berada di Rakum betul-betul kedinginan. Buktinya saat tiba, tanpa dikomando gigi mulai gemeletukan. Dingin semakin terasa ketika bersentuhan air danau.
Di jalur Semeru paling tidak dua kali pendaki akan melewati Ranu Kumbolo, yaitu saat berangkat dan pulang. Maka dua kali pula pendaki biasanya akan mendirikan tenda disekitar Rakum. Ketika punggung telah bersandar dan bermalam ditepian danau, seakan segala lelah disekujur tubuh terserap musnah. Bangun pagi pun menjadi lebih segar. Tenaga terkumpul kembali setelah sehari sebelumnya hilang dibelantara dan terjal perjalanan. Jika bermalam di Rakum maka bersiaplah menikmati pemandangan sunrise eksotis yang akan muncul pagi harinya. Matahari muda terbit diantara dua bukit. Pendaran cahaya warna kuning menerobos kabut yang menyelimuti sisi pegunungan. Tak ketinggalan semilir angin pagi akan menyapa lembut kulit terbuka. Hmmm rasanya waktu berhenti sejenak disini.
Scene berikutnya adalah terpaan cahaya matahari akan menimpa bening air Ranu. Mendapat sapaan seperti itu, ketenangan Rakum yang tengah berada di ujung dingin membalasnya dengan kepulan asap serupa kabut. Begitulah hukum alam berlaku manakala dingin mendapatkan aksi panas, maka reaksi dingin perlahan akan menjadi uap gas.
Berfoto jadi pilihan kegiatan banyak pendaki disini bersama kopi atau teh hangat favorite masing-masing. Berbincang atau sekedar berdiri ditepian Rakum sambil melempar pandangan jauh ke ujung bukit juga terasa asyik. Entah kenapa obrolan ringan juga terasa renyah dan enak ditelinga, bahkan kepada pendaki lain yang tidak kita dikenal.
Jadi Ranu Kumbolo bukan hanya sekedar cantik namun juga menarik hati bagi pecinta persahabatan. Perjalanan panjang menuju Semeru menguras tenaga. Maka diantara pegal dan lelah itulah Ranu Kumbolo disediakan spesial buat kita.
Ranu Kumbolo yang menganggumkan. Terimakasih ya Allah, telah hadirkan danau cantik diantara Semeru.
Komentar
Posting Komentar