Sensasi Go Show Semeru
Bagi
saya akan selalu ada hal menarik dalam setiap perjalanan. Entah itu
menyebalkan atau menyenangkan semua itu layak dikenang dan sayang kalau
buang.
Berikut ini beberapa hal yg teringat:
1. Melakukaan perjalanan hari Jum'at seringkali bikin saya sedih dagdigdug. Sholat Jum'at dimanaa? Ituu yg jadi masalah. Sekarang tiba di Malang hari Jum'at. Satu-satunya masjid yg berada deket stasiun ada di dalam stasiun. Hanya penumpang yg mempunyai tiket yg bisa masuk ke dalam stasiun. Hmm.. Gimaana caranya masuk stasiun ya? Saya mencoba masuk lewat pintu keluar terhalang oleh satpam yg tidak diijinkan krn menjalankan prosedur. Lewat pintu masuk peron, akhirnya kami mengatakan bahwa kami penumpang kereta dari Bandung tadi jam sebelas sampai (KA Malaabar) tapi sudah keluar stasiun untuk makan dan ingin masuk kembali sebentar hanya untuk sholat Jum'at. "Gimana ya pak Elfan?", sambil mata melirik papan nama didada petugas KA saya tanyakan itu. Awalnya di suruh ke masjid di luar saja. Namun kami jelaskan kami adalah penumpang KA. Akhirnya pak Elfan melunak dan mengijinkan masuk dengan meninggalkan KTP kami di security.
2. Suasana lebaran masih terasa.., ngga ada salahkan kita bawa kembang api dan menyalakannya nanti malam di Rakum hehee..., "Gimana wan?", tanyaa saya ke Iwan. "Oke kita beli 5 bungkus", katanya. Akhirnnya kami membelinya di pasar Tumpang bersama logistik lainya. Dan ternyata malam itu di Ranu Kumbolo malah ada yg membawa dan menyalakan petasan kembang api. Wadow.
3. Saya pikir pendakian Semeru ketika masih suasana lebaran akan sepi, ternyata tidak sodara. Ramai ituu sudah terlihat dari Tumpang saat menyiapkan surat2, "petugas" di Tumpang juga sigap membagikan formulir dan" menjual" surat keterangan kesehatan kepada pendaki. Satu surat sehat 10rb kawan. Wow!
4. Kalau dulu dari Tumpang sudah bisa naik Jeep atau truk langsung menuju Ranu Pani, sekarang dari Tumpang harus naik angkot dulu sampai pos/parkiraan Coban Pelangi. Baru kemudian berganti jeep/truk. Ini di sinyalir karena ada konflik antara warga sekitar TNBTS dan pihak TNBTS. Entah....
5. Tiba di Pos Ranu Pani jam setengah Lima sore. Sedangkan terakhir start Pendakian yg di ijinkan adalaah jam 4 sore. Artinya harus menunggu esok pagi. Tertahan semalam di Ranu Pani.
6. Warung Nasi Pak Ko, sebelah warung nasi Dimas di Ranu Pani menerima barang untuk di titipkan. Caranya/modusnya makan dulu diwarungnya, ngobrol bla bla blaa baru ngomong maksudnya. Terimakasih pak Ko sudah bersedia dititipi barang-barang overcapacity dan overuse kami.
7. Mandi pagi itu segar. Tapi pernahkah Anda mandi jam setengah 5 pagi di ketinggian 2.400 mdpl? Kalo belum coba mandi di Ranu Pani dan Ranu Kumbolo. Saya mandi masing-masing sekali di kedua Ranu tersebut. dan asli cool banget!!!!
*kerenbangetmaksudnya. Dari tubuh kita akan nyata mengeluarkaan asap. Karena crash antara perbedaan suhu tubuh dan suhu udara .
8. #sedihmengatakanini. Semeru saat ini sudah menjadi gunung Alay. Karena pengunjung Alay yg berdatangan dengan gear dan persiapan minim. Miris.
9. Hanya di Semeru sering terjadi rawan kemacetan. Karena quota selalu penuh. Quota 500orang tiap hari selalu terpenuhi. Jika paling tidak tiga hari pendaki melakukan pendakian berarti ada 1500 orang tersebar di sepanjang jalur pendakian.
10. Gunung dan alam adalah salah satu sarana Kontemplasi sekaligus curhat dan "pelarian" yg pas untuk manusia. Gajahmada melakukan kontemplasi di seputaran semeru dan air terjun Madakipura. Prabu Brawijaya moksa di Gunung Lawu, prabu Siliwangi di Gunung Gede Pangrango, So Hok Gie di Mahameru. Jadi karena selain hobby, tidak sedikit yang melakukan pendakian untuk melakukan semacam pelarian atau pembuktian diri. Percaya deh ngga sedikit mereka yg lagi galau, mendaki.
11. Ojek itu Indonesia banget. Di kota maupun di desa ada. Di pantai mau pun di gunung ada. Penasaran pengen coba? Di puncak Ayek-ayek (2.819 mdpl) menyediakan ojek gunung. Dikelola oleh pak Slamet dan pak Misnawi. Penuturanya baru 4hari lalu di louching hehee! Capek mendaki? Ojek gunung siap menuntun! 50rb aja!
12. Mencapai Puncak itu bukan segalanya. Proses dan perjalannya itu yg terpenting. Banyak puncak gunung yg hanya kita temui adalah dingin dan sepi. Kenikmatan justru kita dapatkan dalam perjalananya mencapai puncak. Kalau hati kita mau mendengar dan jujur setiap momen dalam perjalananya itulah yg memberikan kenikmatan. Itu di mulai saat kita minta ijin ke orang tua kita misalkan. Atau bahkan saat ide pendakian tersebut tercetus di benak kita. Atau bahkan saat kita share ke seseorang saat mengajaknya untuk jalan. Saat menyiapkan gear dan logistik, hunting tiket dll. Setiap proses perjalanan itulah yang terpenting, kita merasakan dan menikmatinya. Nikmati saat kita bertemu daan ngobrol dengan orang baru, ngobrol dgn orang lokal setempat, dengan teman baru perjalanan, dengan tanaman atau hewan yg kita temui dijalan. Itu sungguh mengasyikkan. Untuk apa kita sampai puncak jika setiap proses perjalannya, hati kita tidak nyaman, tidak bisa menikmatinya?
13. Apalagi ya? Masih banyak siy ntar di sambung lagi deh
nice infoo..ayoooh infoo brikuutnyaa ditunggu
BalasHapusKlo kita lampiaskan ke galauan kita ke alam,siapa yg menjawab dan memberikan masukan?
BalasHapusperjalanan hidupmu indah om heheheh