Membuka Berarti Membayar

Ketika berjalan-jalan di mall yang menyediakan barang pecah belah, sering kali kita melihat tulisan "memecahkan berarti membeli" terselip diantara deretan barang pecah belah tersebut. Maka jika berada di kamar hotel Beijing, kalimat yang mesti di ingat betul adalah "membuka berarti membayar ". Tak peduli siapa yang membuka. 

Pagi itu kabut dingin masih menyelimuti Beijing. Namun kami semua sudah bangun dan bersiap menikmati keindahan Peking, nama lain Beijing. Bayangan tentang keperkasaan dinasti-dinasti kuno dan modern yang menguasai China memenuhi benak ini. Seharian kami berencana mengunjungi situs-situs favorite Beijing.

Hanya saja "kebisingan pagi" yang mengagetkan, merampas kegembiraan kecil pagi kami. Berawal saat pagi hari ketika kami hendak cek out dari hotel Perfect Inn, tempat kami menginap.

Ceritanya kami semua (saya, Egi, Yuni, Melisa, Ryo, Anet, Artson dan anak-anak) telah berada di front office untuk menyerahkan kunci kamar dan mengambil deposite 250 yuan. Alangkah kagetnya karena deposit 250 yuan tidak lagi utuh, berkurang 48+27 yuan menjadi tinggal hanya 175 yuan saja.

Menurut penjelasan petugas front office -"mbak kacamata dengan dialek Inggris aneh"- itu terjadi karena kami telah membuka 2 segel kaleng barang non compliement yang artinya telah menggunakan isinya. Kebisingan pun dimulai.

Kami bersikukuh tidak pernah membuka dan menggunakan barang lain kecuali barang berlabel compliement dikamar hotel. Sementara petugas tetap menyerang dengan anggapan kami telah menggunakan barang berbayar dengan barang bukti dua kaleng bersegel telah terbuka yang belakangan kami baru tahu isinya adalah teh celup China dan satu set alat mandi.

Kami menyewa 2 kamar bersebelahan. Saya, Ryo dan Artson di satu kamar. Sementara Melisa, Anet, Yuni, Egi di kamar sebelah. Sebelum cek in, kami sadar dan saling mengingatkan untuk tidak menggunakan barang barang "mencurigakan" dikamar hotel, karena pasti kena charge.

Mendapatkan tuduhan dari petugas hotel, kami semua celingu'an. Kalo memang menggunakan, siapa diantara kami yang menggunakanya. Satu persatu diantara kami mengatakan tidak menggunakannya. Nah lho..!
 
Kekacauan diperparah dengan minimnya mbak kaca mata ini dalam berbahasa Inggris. Kami jawab dan jelaskan dalam bahasa Inggris, sementara mbak kacamata jawab dan jelaskan lebih banyak dalam bahasa Mandarin. Ampuuun!.

Kebisingan pun terus berlanjut, sementara kami sudah ditunggu oleh pihak penyelenggara one day tour lokal Beijing.

Apa yang terjadi kemudian adalah kami tetap harus membayar atas terbukanya segel 2 kaleng tersebut dan berusaha ikhlas menerima "kebisingan khas pagi" Beijing.

Saat perjalanan city tour, kami semua jadi teringat akan pengalaman teman kami lainya yang baru saja berkunjung  ke Macau. Sama persis modusnya. Ketika cek out mereka harus membayar barang barang non compliement yang terbuka segelnya, padahal teman kami juga tidak membuka apalagi mempergunakanya. Ooh rupanya bukan khas Beijing saja.

Memang selalu saja ada cara untuk mencapai suatu hasil. Kita di beri kebebasa Tuhan untuk memilih, cara baik atau cara buruk. Nanti pula kita yang akan mempertanggung jawabkan di hadapanNYA, bukan?. Wallahualam bishawab.

Komentar

Postingan Populer